PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia, pendidikan merupakan hal yang harus dilakukan. Ini disebabkan karena pendidikan pada hakikatnya merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dan sekaligus mempersiapkan generasi berikutnya bagi peranannya di masa yang akan datang.
Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi dan efisiensi pendidikan.
Secara umum, pendidikan dapat di artikan sebagai usaha sadar manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan juga sebagai usaha sadar yang di butuhkan untuk menyiapkan hak manusia demi menunjang perannya di masa mendatang. Pendidikan bagi bangsa merupakan hal yang sangat signifikan dengan peningkatan kualitas bangsa di masa mendatang, karena pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hak asasi manusia.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka harus di laksanakan suatu proses belejar mengajar yang merupakan komponen daripada pendidikan karena melalui proses belajar mengajar akan dicapai tujuan pengajaran yang sesuai dengan yang di harapkan.
Proses belajar mengajar merupakan salah satu komponen pendidikan. Untuk mewujudkan situasi proses belajar mengajar yang efektif, maka di butuhkan suatu interaksi eduktif yakni hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik dalam suatu system pengajaran. Agar interaksi itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, maka di butuhkan pemilihan bahan atau materi pendidikan yang tepat. Disamping pemilihan materi yang tepat juga di pilih metode yang tepat pula karena metode merupakan faktor penting dalam pengajaran khususnya pengajaran Bahasa Arab. Seringkali sukses tidaknya program pengajaran dikaitkan dengan metode yang di gunakan.
Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode mengajar ) maupun bagi murid ( metode belajar ). Ada sebuah pendapat dari Mahmud Yunus, bahwa "at-Thariqah Ahammu Min al-Maddah" yakni metode pengajaran jauh lebih penting daripada memberikan materi.
Merupakan sebuah realita bahwa cara penyajian yang komunikatif lebih di senangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi yang di sampaikan tidak terlalu menarik. Sebaliknya, materi yang cukup baik apabila di sampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu kurang dapat di cerna oleh peserta didik.
Pengajaran bahasa arab yang ada di Pondok Pesantren Al- Hikayah Gedang Porong Sidoarjo merupakan tradisi kepesantrenan yang mana semua santri baru selama empat bulan harus sudah bisa berbicara Bahasa Arab. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari percakapan yang digunakan adalah Bahasa Arab.
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul "Metode Pembelajaran Bahasa Arab Di Pondok Pesantren Al- Hikayah Gedang Porong Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana profil Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo?

  2. Bagaimana bentuk metode pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Al- Hikayah Gedang Porong Sidoarjo?

  3. Apa tujuan dari pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo?

  4. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mencapai pembelajaran Bahasa Arab yang efektif dan efisien di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo?

  5. Kendala apa saja yang dialami dalam pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo

C. Tujuan Penelitian
Setelah mengetahui permasalahan di atas, maka peneliti akan memaparkan tujuan penelitian ini, yaitu:

  1. Untuk mengetahui profil Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo.

  2. Untuk mengetahui metode-metode pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo.

  3. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo.

  4. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo.

  5. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dialami dalam pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Setelah penelitian ini dilakukan, hasilnya di harapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Lembaga
Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai evaluasi dan masukan tentang kelemahan atau kekurangan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat di gunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo dan juga di lembaga-lembaga atau sekolah-sekolah lain yang bernuansa Islam, seperti: MI, MTS dan MA.

2. Para Guru, Dosen dan Pembimbing Bahasa Arab
Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan sebagai bahan informasi dan pengembangan wawasan bagi para guru, dosen dan pembimbing Bahasa Arab tentang model pembelajaran Bahasa Arab yang efektif dan efisien.

3. Para Mahasiswa Yang Sedang Menempuh Studinya
Khususnya mereka yang sedang mendalami Bahasa Arab sehingga dapat mengetahui cara-cara yang efektif dalam mengajar Bahasa Arab.


4. Pengembangan Keilmuan
Hasil penelitian ini dapat memperkaya wacana dan pengembangan ilmu pengetahuan pembaca dan di manfaatkan oleh peneliti lain yang berhubungan dengan pembelajaran, baik dalam teori maupun praktek di lapangan.

5. Dan Semua Intitusi-Intitusi Lainnya Yang Peduli Dengan Bahasa Arab

E. Batasan Penelitian

Mengingat permasalahan yang di kaji cukup luas, maka perlu adanya batasan penelitian untuk memperoleh gambaran yang jelas agar pembahasan terarah. Adapun persoalan penelitian ini berkisar pada:

  1. Identitas atau Profil Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo
Profil yang di maksud adalah identitas keberadaan Pondok Pesantren Al- Hikayah Gedang Porong Sidoarjo, sejarah berdirinya, aktifitas kegiatan, proses belajar mengajar, peraturan dan tata tertib, dan lain-lain yang di perlukan.


  1. Model Pembelajaran Bahasa Arab efektif dan efisien di Pondok Pesantren Al- Hikayah Gedang Porong Sidoarjo.
Mengenai model pembelajaran yang di maksudkan dalam pembahasan ini adalah komponen-komponen pembelajaran untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.


  1. Target atau tujuan dari pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Al- Hikayah Gedang Porong Sidoarjo
Hasil yang ingin di capai setelah pembelajaran Bahasa Arab berakhir. Dalam arti, ketika nanti santri sudah lulus dan keluar dari pesantren.


  1. Upaya-upaya untuk mencapai pembelajaran Bahasa Arab yang efektif dan efisien di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo.
Upaya-upaya yang di maksud disini adalah usaha-usaha yang dilakukan agar pembelajaran Bahasa Arab ini menjadi efektif dan efisien.


  1. Kendala-kendala yang dialami dalam pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo
Kendala-kendala adalah penghambat dalam pembelajaran. Kendala yang di maksud disini adalah kendala-kendala yang dialami dalam pembelajaran.


BAB II
KAJIAN TEORI

Metode pengajaran lebih penting daripada materi pelajaran dan guru pengajar lebih penting daripada metode pengajaran dan jiwa guru pengajar lebih penting daripada guru itu sendiri. Ungkapan tersebut mengandung makna bahwa sebuah kurikulum betapa hebatnya ketika di rancang, tetapi tidak menjamin berhasilnya suatu proses pendidikan dan pengajaran. Kurikulum yang baik itu memang penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah metode. Dalam hal apapun, metode itu berperan penting dalam keberhasilan suatu proses belajar mengajar.

A. Metode Pengajaran


  1. Pengertian Metode Pengajaran
Metode pengajaran adalah teknik pengajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, baik secara individual, kelompok atau klasikal. Agar pelajaran itu bisa diserap, dipahami dan di manfaat kan oleh siswa dengan baik, makin baik metode mengajar makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan memiliki pengetahuan secara umum mengenai berbagai metode, seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dalam situasi dan kondisi pengajaran yang khusus.


  1. Metode-Metode Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam pembelajaran Bahasa Arab mempunyai beberapa metode, namun metode yang sering dipakai dalam pembelajaran Bahasa Arab adalah metode langsung (direct method). Mahmud Yunus mengemukakan dalam At Tarbiyah Wa’at Ta’lim, ada 4 metode mengajar Bahasa Arab, yaitu :

  1. At-Thariqah Al-Istiqraiyah
Metode ini juga disebut dengan Al-Instinbath atau Thariqah Al- Istinjaj, yaitu suatu metode pembelajaran dimana seorang guru memulainya dengan mendiskusikannya untuk seterusnya dibimbing pada suatu penalaran tentang kaidah atau definisi.


  1. At-Thariqah At-Tabhiqiyah
Metode ini disebut dengan Thariqah Al-Qiyas atau Thariqah Al-Istinjaj, yaitu suatu metode yang mana seorang pengajar langsung memberikan kaidah-kaidah setelah itu langsung penyuluhan contoh-contoh sebagai penerapan dan latihan.


  1. At-Thariqah Al-Ikbariyah
Yaitu suatu metode ceramah yang biasa digunakan diseminar-seminar.


  1. At-Thariqah At-Tahawuriyah
Yaitu metode soal jawab atau disebut metode diskusi. Metode ini sangat relevan dengan kondisi anak kecil, baik kondisi keilmuan, psikologis, maupun kekuatan fisik serta daya nalar.


  1. Metode Pendidikan Pesantren
Kata metode menurut Bahasa Arab adalah melewati jalan atau cara. Sedangkan metode menurut istilah adalah suatu cara tertentu (khusus) yang tepat dan sesuai guna menyajikan suatu materi pendidikan, sehingga tercapai tujuan pendidikan tersebut, baik berupa tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang, dimana para santri dapat menerima pendidikan dengan mudah serta mampu menangkap makna yang terkandung didalamnya dan akhirnya para santri dapat mengamalkan materi pendidikan dengan tanpa ada unsur pemaksaan (penekanan).
Jadi, metode pendidikan adalah suatu jalan atau cara yang ditempuh oleh pandidik dalam melaksanakan kegiatan pendidikan yang terdapat pada lembaga pesantren atau bisa juga cara yang digunakan kyai dan pengasuhnya dalam mengadakan hubungan dengan para santri saat berlangsungnya pendidikan dalam lembaga pendidikan pesantren.
Metode pendidikan dalam lembaga pendidikan pesantren (dalam mengajarkan kitab kuning pada (umumnya) ada 6 yaitu : Sorogan, bandongan / wetonan, halaqah, hafalan, muhawarah dan mudzakarah.
Metode sorogan adalah bentuk pendidikan (pengajaran) yang bersifat individual, dimana santri satu persatu datang menghadap kyai atau para pembantunya dengan membawa kitab tertentu. Selanjutnya kyai atau para pembantunya membacakan kitab itu beberapa baris dengan makna (arti) yang lazim di pesantren (biasanya dalam bahasa jawa). Setelah para kyai atau pembantunya selesai membaca kitab, santri mengulanginya, setelah dianggap cukup, maka santri yang lain maju secara bergiliran. Menurut Imron Arifin, metode sorogan ini merupankan bentuk metode yang sangat rumit. Karena metode tersebut sangat memerlukan kesabaran, kerajinan, dan kedisiplinan santri secara pribadi. Ini berarti keberhasilan dalam metode ini dominan sangat ditentukan oleh ketaatan santri itu sendiri pada kyainya. Meskipun pada hakikatnya penjelasan dari kyai atau para pembantunya juga ikut menentukan .
Meskipun metode ini dianggap rumit dari metode lain, namun para santri lebih mudah mengerti karena bertatap muka langsung dengan kyai atau para pembantunya. Biasanya kitab yang disodorkan adalah kitab dalam huruf arab tanpa syakal (harakat) atau lebih dikenal dengan istilah “kitab gundul ”. untuk itu, dalam membacanya seorang santri sangat memerlukan bimbingan kyai atau para pembantunya yang selalu mengamatinya dengan seksama.
Metode wetonan adalah cara belajar secara berkelompok yang diikuti oleh para santri dan biasanya kyai menggunakan bahasa daerah setempat yang langsung menerjemahkannya kalimat demi kalimat dari kitab yang dipelajarinya. Metode ini bisa dikatakan metode bebas, karena data kehadiran santri (absensi) tidak ada, santri boleh datang juga boleh tidak datang, serta tidak terdapat sistem evaluasi dan perjenjangan (kenaikan tingkat).
Pendapat lain mengatakan bahwa metode wetonan / bandongan identik dengan metode kuliah, yaitu para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kyai yang menerangkan secara kuliah dan para santri menyimak kitab masing-masing dan membuat catatan padanya. Di Jawa Barat metode ini lebih di kenal dengan istilah bandongan.
Metode halaqoh adalah metode yang mirip dengan metode bandongan. Hanya saja metode ini ada diskusi untuk memahami isi kitab dan diskusi yang dilakukan bukan untuk mempertanyakan kemungkinan benar atau salahnya apa yang diajarkan kyai.
Metode hafalan adalah cara mempelajari isi kitab yang telah dipelajari dari kyai dengan cara menghafal, dimana para santri diharuskan hafal satu bab dari satu pelajaran untuk diperdengarkan kepada kyai.
Metode muhawarah adalah suatu kegiatan yang melatih bercakap-cakap (melakukan komunikasi) dengan menggunakan bahasa arab yang diwajibkan oleh kyai kepada para santri selama mereka menetap dilembaga pendidikan pesantren. Di beberapa pesantern, metode ini tidak diwajibkan setiap hari akan tetapi hanya pada waktu satu minggu sekali atau ada juga yang dua minggu sekali. Bahkan ada yang digabung pada saat melakukan aktifitas muhadarah ( khitabah )yang pada intinya bertujuan melatih ketarampilan santri berpidato menggunakan bahasa arab.
Metode mudzakarah suatu kegiatan pertemuan ilmiah yang diikuti para santri yang secara khusus membahas masalah-masalah diniyah seperti masalah ibadah, akidah serta masalah-masalah keagamaan secara umum. Metode ini dibedakan dalam dua tingkatan. Pertama, mudzakarah yang dilaksanakan oleh sesame santri guna berlatih memecahkan persoalan dengan tetap menggunakan rujukan kitab-kitab yang tersedia dan salah satu wakil santri ditunjuk sebagai juru bicara guna menyampaikan kesimpulan dari masalah-masalah yang dijadikan topik diskusi. Kedua, mudzakarah yang dipimpin oleh kyai yang diikuti oleh sejumlah santri, dimana hasilnya akan dinilai mirip dalam bentuk seminar, meskipun biasanya lebih berisi tanya jawab dan dominan menggunakan bahasa arab.
Dari beberapa metode tersebut diatas, yang masih dominan diterapkan pada lembaga pendidikan pesantren tradisional adalah metode sorogan dan metode bandongan / wetonan. Ini disebabkan agaknya mudah dilaksanakan karena sarana yang masih belum memungkinkan. Akan tetapi pada lembaga pendidikan pesantren yang telah maju, yang mau menggunakan metode-metode modern, agaknya mengalami pengembangan metode yang beragam. Ini disebabkan dengan keinginan para pengelola lembaga dan sarana yang tersedia serta beberapa kemungkinan yang terdapat pada lembaga pendidikan pesantren tersebut.

B. PENGAJARAN BAHASA ARAB


  1. Pengertian Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah bahasa yang dimuliakan oleh Allah SWT yang akan tetap abadi selamanya dari tanda-tandanya Bahasa Arab hidup adalah perkembangan dan kemajuannya yang terus-menerus pada abad pertama banyak terdapat karangan-karangn buku yang berbahasa arab diantaranya ilmu filsafat, kedokteran, dan matematika yang disajikan referensi orang-orang Eropa.
Sebagai mana yang disebutkan dalam hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya “ Bahasa Arab adalah bahasa agama “. Sehingga sudah merupakan yang maklum bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang mutlak dipergunakan dunia Islam, secara sadar orang Islam telah mempraktekkannya dalam kehidupannya sehari-hari, seperti halnya dalam melaksanakan sholat lima waktu yang ucapannya harus diucapkan dengan Bahasa Arab selain itu Bahasa Arab adalah bahasa Al-qur’an dan Al-hadits yang mana keduanya merupakan sumber pokok hukum Islam yang harus dipahami dan dipelajari oleh semua pribadi muslim.


  1. Dasar, Tujuan dan Fungsi Pengajaran Bahasa Arab
Dasar atau pijakan mempelajari Bahasa Arab adalah Firman Allah SWT dalam Surat Yusuf ayat 2 yang artinya : “ Sesungguhnya kami menurunkan Al-qur’an kepada Muhammad dalam Bahasa Arab agar kalian mau berfikir “. Dalam Surat Az-Zuhruf ayat 3 Allah SWT juga berfirman yang artinya : “ Sesungguhnya kami menjadikan Al-qur’an kepada Muhammad dalam Bahasa Arab agar kalian mau berfikir”.
Dalam Hadits Rasulullah SAW bersabda yang artinya “ Pelajarilah Bahasa Arab dan ajarkan kepada manusia “Dalam Hadits yang lain juga disebutkan yang artinya “ Pelajarilah Bahasa Arab itu karena 3 hal yaitu : Sesungguhnya aku (nabi) adalah orang Arab, Al-qur’an juga Bahasa Arab dan penduduk surga juga berbahasa arab.
Dan Amiral Mukminin Umar Bin Khottob ra. Juga berkata yang artinya : “ Bersemangatlah mempelajari Bahasa Arab, karena Bahasa Arab adalah sebagian dari agama kalian “.
Dengan pengertian ayat dan Hadits tersebut diatas, maka wajiblah bagi orang Islam wajib untuk mempelajari Bahasa Arab guna memahami kandungan isi Al-qur’an dan memahami pelajaran Islam dengan pemahaman yang baik, karena sumber pembelajaran agama Islam menggunakan Bahasa Arab.
Mengajarkan Bahasa Arab akan sekedar mengajarkan pengetahuan, melainkan lebih penting lagi mengerjakan keterampilan menggunakan Bahasa Arab sebagai alat komunikasi, keterampilan bahasa itu meliputi empat macam ( four skilled languages )yaitu:

  1. Keterampilan menangkap pembicaraan atau menyimak ( Maharah Al-Istima’)

  2. Keterampilan berbicara (Maharah Al-Kalam)

  3. Keterampilan memahami tulisan atau membaca (Maharah Al-Qira’ah)

  4. Keterampilan menulis atau mengarang (Maharah Al-Kitabah)

Sedangkan untuk merumuskan tujuan pengajaran Bahasa Arab menurut Malibari seyogyanya mengetahui hal-hal sebagai berikut :

  1. Seorang guru Bahasa Arab hendaknya mengetahui tujuan yang hendak dicapai dalam pengajaran Bahasa Arab

  2. Mengetahui bagaimana cara mengajar Bahasa Arab hal itu secara mempraktekkannya didalam kelas, sehingga tujuan dapat dicapai dalam waktu yang telah ditentukan dalam kurikulum

  3. Mengetahui kapan masing-masing bab diajarkan dengan mengetahui hal-hal diatas, maka berikutnya tujuan pengajaran Bahasa Arab akan dapat ditentukan adalah :

  1. Materi atau bahan yang hendak di ajarkan

  2. Metode yang hendak atau akan dilakukan dalam proses pengajaran

Disamping itu bahwa kurikulun yang bertujuan untuk mencapai tujuan khusus daripada pengajaran Bahasa Arab adalah sebagai berikut :

  1. Agar siswa dapat menguasai atau membedakan bunyi-bunyi Bahasa Arab agar siswa dapat memahami ungkapan Bahasa Arab

  2. Mengutamakan Bahasa Arab, baik didalam maupun diluar negeri

  3. Memberikan kepada siswa kemampuan berbahasa Arab sehingga mereka punya bakat untuk bisa bekerja pada bidang-bidang yang menggunakan Bahasa Arab sebagai informasi pariwisata, pelayanan jasa untuk Timur Tengah dan lain-lain.
Ada beberapa fungsi Bahasa Arab yang dapat penulis kemukakan adalah:

  1. Sebagai alat komunikasi kepada Allah SWT (ibadah)

  2. Sebagai alat bantu bisa baca Al-qur’an

  3. Sebagai alat bantu utama untuk mempelajari dan mengkaji isi kandungan Al-qur’an dan Al-hadits

  4. Sebagai alat utama untuk memehami kitab-kitab klasik sebagai sumber keislaman

  5. Sebagiai alat komunikasi kehidupan sehari-hari di lembaga-lembaga pendidikan yang telah terbentuk Arabiah.


BAB III
Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan penelitiannya. Peranan metode penelitian sangat menentukan dalam upaya menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian, atau petunjuk bagaimana penelitian itu dilaksanakan, apa yang harus digunakan untuk memperoleh data tersebut. Dimana memperolehnya dan lain-lain.

A. Rancangan Penelitian
Rancangan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah rancangan deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif ada 3 alasan digunakannya rancangan kualitatif dalam penelitian ini yaitu : (1) Penelitian ini berusaha menggali informasi tentang metode pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo (2) Penelitian ini berusaha membuat kesimpulan yang didasarkan pada suatu konteks yang ada dilapangan. (3) Penelitian ini melibatkan interaksi informal dan proses yang mereka lakukan dalam pembelajaran Bahasa Arab. Dipilihnya rancangan deskriptif dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran atau deskriptif tentang : (1) Profil Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo (2) Metode pembelajaran Bahasa Arab, (3) Tujuan pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo, (4) Bagaimana evaluasi yang dilakukan untuk pengembangan Bahasa Arab di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo.
B. Sumber Dan Informan
Sumber data dalam penelitian ini adalah responden yang merespons atau menjawab pertanyaan peniliti baik berupa pertanyaan lisan maupun tulisan yang diberikan kepada pendiri Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo. Sumber data yang kedua adalah berupa domentasi atau catatan-catatan ketika penelitian mengadakan observasi selama kegiatan pengajaran Bahasa Arab berlangsung. Jenis data yang dikaji dalam penelitian ini terdiri atas primer, sekunder. Data primer diterima dan diperoleh oleh orang pertama sebagai informan atau orang yang mengetahui secara jelas mengenai metode Bahasa Arab. Sedangkan data sekunder berasal dari buku yang berupa catatan - catatan dan gambar yang dapat digunakan sebagai sumber perlengkapan data primer.

C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan beberapa metode sebagai berikut yaitu: teknik wawancara, teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Adapun informasi atau data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya menjadi dua:


  1. Data Primer
Dalam mendapatkan data yang valid, penulis mendatangi pendiri Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo KH Mahfud Shomad untuk mendapatkan informasi tentang profil Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo dan menggali informasi metode tentang Bahasa Arab serta tujuan pembelajaran dan menanyakan evaluasi.

2. Data Sekunder
Adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, melainkan melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti yang dalam hal ini adalah yang berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan metode pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo.
Sedangkan tentang teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:


  1. Metode Wawancara
Untuk mendapatkan informasi tentang metode pembelajaran Bahasa Arab, penulis mengadakan wawancara dengan guru yang mengajar di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo. Adapun guru yang menulis wawancara adalah Ust. Syamsul Arifin.


  1. Wawancara Observasi
Adapun wawancara observasi, penulis melihat langsung kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Al- Hikayah Gedang Porong Sidoarjo. Peneliti melihat semua guru dan santri Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo menggunakan Bahasa Arab sebagai alat komunikasi diantara mereka. Dalam seminggu ada dua kali pertemuan untuk melatih komunikasi Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Dan setiap hari senin dan kamis mereka mengadakan latihan pidato dengan menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

  1. Metode Dokumentasi
Dalam memperoleh informasi tentang metode pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo secara detail, peneliti memperolehnya dari majalah warta dunia Pondok Pesantren Al-Hikayah Gedang Porong Sidoarjo.

D. Teknik Analisa Data
Di dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses telaah dan penyusunan secara sistematis semua transkrip wawancara, catatan lokasi dan bahan-bahan lain yang dihimpun memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai data tersebut dan mengomunikasikan apa yang telah ditemukan.
Berdasrkan wujud dan sifat data, maka teknik analisis data yang digunakan dalam peniliti ini adalah teknik deskriptif, maksudnya menggambarkan hasil dari pada data-data yang telah terkumpul yang dapat dilakukan dengan cara mereduksi dat kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti pada saat reduksi data ini adalah:

  1. Penyaringan data

  2. Pengelompokan data sesuai dengan perumusan masalah

  3. Pengembangan kategori baru setiap perumusan masalah

Pada penyajian data ini peneliti setalah mereduksi datanya langsung data perumusan masalah dan menjabarkan konteks bagi setiap gejala yang ditemukan, serta menyajikannya dalam bentuk tulisan dan penarikan kesimpulan atau verifikasi yang dilakukan dengan cara :

  1. Diskusi dengan teman sejawat

  2. Diskusi dengan informan

  3. Diskusi dengan pembimbing

Setelah mendapatkan data menghubungkan dengan rumusan masalah dengan teori-teori yang ada. Cara-cara tersebut saling berkaitan dan merupakan alur kegiatan analisis data yang dapat membuat data menjadi bermakna dalam penyajian.



PROPOSAL PENELITIAN

METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
DI PONDOK PESANTREN AL-HIKAYAH
GEDANG PORONG SIDOARJO

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif






Di susun Oleh :
Lailatul Ahadiyah
Nim. 2007.86.02.0005


Pembimbing :
H. Ubaidillah Nafi’, M.Ag.



Fakultas Agama Islam
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Universitas Yudharta Pasuruan
2010

http://syangar.bodo.blogspot.co.cc